Kasus Cacar Monyet Muncul Lagi di Jakarta, Simak Tips Cegah Penularannya!
Ilustrasi cacar monyet. Foto: Shutterstock
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkap 1 kasus baru cacar monyet atau monkeypox di Jakarta pada seorang pria berusia 20 tahun. Ini merupakan kasus kedua setelah tahun lalu, tepatnya pada Agustus 2022, ditemukan kasus cacar monyet pada seorang pria berusia 27 tahun usai bepergian dari negara yang terinfeksi virus tersebut.
Namun, pada kasus terbaru ini, pasien tersebut tak ada riwayat bepergian ke luar negeri maupun ke luar kota. Sehingga, ini merupakan transmisi lokal.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI dr. Ngabila Salama menjelaskan, pasien mengeluhkan demam dan lenting isi air serta koreng di beberapa bagian tubuh dimulai dari kemaluan dan menyebar ke seluruh tubuh. Gejala khas cacar monyet juga ditemukan pada pasien tersebut, yaitu pembesaran kelenjar getah bening di lipat paha.
"Pasien dideteksi dini cepat dengan PCR dan besoknya langsung dilakukan isolasi di salah satu RS di Jakarta sampai sembuh," kata Ngabila dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanMOM.
Pasien cacar monyet umumnya memerlukan waktu 2-4 minggu untuk sembuh. Tanda sembuh pada pasien cacar monyet adalah jika semua luka sudah kering sempurna dan muncul kulit baru. Pasien mendapat terapi terbaik dari konsultan ahli cacar monyet dari spesialis penyakit dalam dan spesialis kulit kelamin FKUI-RSCM.
"Kemenkes dan Dinkes DKI Jakarta dengan cepat melakukan pemantauan pada kontak erat setiap hari apakah timbul gejala. Pada kontak erat monkeypox jika tidak bergejala maka tidak diperlukan isolasi mandiri," tutur Ngabila.
Saat ini tim masih menginvestigasi penyebab cacar monyet pada pria berusia 20 tahun itu. Investigasi ini penting untuk menggali perjalanan penyakit dan sumber penularan agar penyebaran tidak terjadi dan memutus mata rantai penularan.
Baca juga:
P3SRS 31 Sudirman Suites: Pengelolaan Efektif untuk Nilai Hunian yang Terjaga
Namun, pada kontak erat dengan pasien pria tersebut, tidak dilakukan pemeriksaan swab apa pun baik swab orofaring/tenggorokan, swab kulit, swab anus, maupun pemeriksaan darah, karena tidak muncul gejala.
"Akan tetapi mereka dipantau setiap hari apakah ada gejala yang timbul. Jika muncul gejala akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut," ucapnya.
Moms, cacar monyet adalah penyakit yang sangat menular, termasuk pada anak. Penularan bisa dilakukan melalui droplet berupa dahak, bersin, atau liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual.
"Masa inkubasi cukup panjang dari tertular sampai muncul gejala bisa 3-21 hari tersering 6-10 hari," kata Ngabila.
Dengan munculnya kasus ini, masyarakat diminta untuk waspada namun tidak panik.
Tips Agar Keluarga Terhindar dari Virus Cacar Monyet
- Jaga kebersihan diri dan keluarga dengan rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit.
- Hindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan, jerawat, luka, atau lenting isi air di kulitnya.
- Berhubungan seksual yang aman, bersih, dan sehat dengan menggunakan kondom. Jangan berhubungan seksual jika pasangan sakit apalagi ada luka pada area kemaluan atau sedang mengalami infeksi menular seksual lainnya.
- Hindari kontak wajah dengan wajah, mulut, kulit, dan barang sehari-hari yang dipakai penderita (alat mandi, alat tidur, dan lain-lain).
- Vaksinasi monkeypox atau cacar monyet sudah ada di Indonesia dengan jumlah terbatas dan diperuntukkan untuk kelompok berisiko tinggi.
Hindari komplikasi dan kematian dengan deteksi dini. Jika menemukan gejala cacar monyet seperti demam, lenting isi air atau luka pada kulit apalagi disertai gejala khas cacar monyet yaitu ada benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher, selangkangan, atau lipat paha, segera datang ke fasilitas kesehatan semua puskesmas dan rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Comments (0)
There are no comments yet