Fenomena El Nino
JAKARTA - Tak sekadar memicu kekeringan panjang, Edvin Aldrian, profesor di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkap fenomena iklim El Nino juga memiliki efek positif yang bisa dimaksimalkan celahnya.
El Nino mengacu pada fenomena pemanasan di wilayah tropis Pasifik bagian timur. Fenomena sebaliknya adalah La Nina yang mengacu pada pendinginan suhu.
Kedua fenomena yang adalah bagian dari El Nino-Southern Oscillation ini berpengaruh terhadap curah hujan global.
Tahun 2023 merupakan tahun antara suhu kritis permukaan laut, sedikit peningkatan suhu akan meningkatkan penguapan, serta terjadinya lebih banyak curah hujan," dalam paparannya di The 3rd International Conference on Radioscience, Equatorial Atmospheric Science and Environment (INCREASE) 2023, Selasa (21/11), dikutip dari situs BRIN.
"Pada akhir tahun ini, dampak ENSO akan lebih terasa sehingga kita harus memanfaatkan fenomena ENSO ini dengan mengambil keuntungan dari dampak positif yang terjadi," lanjutnya.
Edvin mengakui El Nino memang memberi beberapa dampak buruk, di antaranya kekeringan parah, potensi peningkatan kebakaran hutan, hingga defisit air permukaan.
El Nino juga mengakibatkan kekeringan yang mana berarti adanya peningkatan potensi puso atau gagal panen pada sektor pertanian khususnya padi. Untuk itu El Nino mengakibatkan beberapa permasalahan utama yaitu keharusan mengimpor beras, pembuatan pompa, irigasi dan sumber daya air," tutur dia, yang merupakan peraih tanda kehormatan Bintang Jasa Pratama dari Presiden Jokowi ini.
Namun, kata Edvin, masih ada dampak positif dari fenomena El Nino.
Di antaranya, sektor perikanan akan menguat seiring dengan mendinginnya laut. Saat El Nino, ikan akan berenang mendekati permukaa. Selain itu, industri garam akan mendapat manfaat dari sinar Matahari dalam jangka waktu lama.
Edvin juga menyebut industri rumput laut akan mendapatkan keuntungan dari kondisi air laut yang dingin, sektor transportasi darat dan laut akan mendapatkan manfaat dari kondisi bebas badai.
"Beberapa komoditas pertanian seperti palawija, bawang merah, tembakau, dan hutan jati akan merasakan manfaat dari kondisi ini dan juga sektor jasa konstruksi akan diuntungkan dengan meningkatnya kapasitas produksi khususnya konstruksi gedung dan akan meningkatkan industri semen," urainya.
"Juga pada sektor pariwisata yang akan mendapat manfaat dari sinar matahari yang panjang," terang Edvin. (*)
Comments (0)
There are no comments yet