Siswa SMAN 11 Makassar Mengaku Diintimidasi dan Diancam Kepsek Nuraliyah

Gazali - News
27 July 2024 16:03
SMAN 11 Makassar

MAKASSAR -- Aksi demonstrasi yang dilakukan ratusan siswa-siswi UPT SMAN 11 Makassar kepada kepala sekolah (kepsek) beberapa hari yang lalu, merupakan bentuk ketidakpercayaan muridnya kepada Nuraliyah sebagai kepala sekolah.

 

Sebab, selama menjadi kepala sekolah di SMAN 11 Makassar, salah satu siswa mengatakan bahwa ia sangat arogan, otoriter dan diduga melakukan pungutan liar (pungli) dalam pengambilan ijazah di sekolah serta beberapa masalah lainnya.

 

Setelah aksi demo yang dilakukan oleh siswa, para siswa mengaku dipanggil satu persatu ke ruangan kepala sekolah untuk melakukan klarifikasi di akun sosial media masing-masing.

 

"Kalau tidak kami lakukan klarifikasi, kami diintimidasi dan diancam oleh kepala sekolah untuk dikeluarkan dari sekolah dan diblokir masuk kuliah (Perguruan Tinggi Negeri). Kami tidak ingin di bungkam dengan berbagai jenis pengancaman, kami bersama teman-teman tetap pada jalan kebenaran," jelas salah satu siswa SMAN 11 Makassar yang tidak ingin disebutkan namanya, Kamis (25/07/2024).

 

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, H. Iqbal Nadjamuddin saat di konfirmasi terkait aksi pengancaman mengatakan membatah hal itu. 

 

"Kasihma saja semua bukti-bukti supaya ada penjelasanku ke pimpinan nanti," katanya. 

 

Dia juga mengatakan kalau memang ada bukti yang valid maka pihaknya tak segan-segan mencopot kepala sekolah SMAN 11. 

 

"Kalau ada bukti saya akan sampaikan ke pimpinan, bahwa memang sudah layak diganti," ujar Iqbal Nadajumddin.

Baca juga:
Momen Saat Mentan Amran Perkenalkan Adiknya ke Presiden Jokowi

 

Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan saat diminta tanggapannya terkait pengancaman yang diduga dilakukan kepala sekolah ke siswanya menyampaikan agar para siswa jangan takut dan meminta siswa membeberkan semua fakta yang ada. 

 

"Yang salah, yang nakal dan yang berpolitik semua saya tindak tegas. Termasuk itu kepala sekolah, guru maupun siswa," tegasnya.

 

Di tempat terpisah, aktivis Lidik Pro, Andi Jaka Malageni, SH sangat menyayangkan pengancaman yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap siswanya.

 

"Seharusnya kepala sekolah sebagai orang tua bagaimana mendidik dan membina muridnya. Bukannya menakut-nakuti dan mengancam siswanya untuk menutupi kebobrokannya," katanya.

 

Selain itu, ia meminta ini menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi Pj Gubernur Sulsel dalam menyikapi pengancaman yang dilakukan kepala sekolah ke muridnya.

 

"Seharusnya Pj Gubernur jangan cuman sepihak memanggil dan mendengar penjelasan dari Nuraliyah sebagai kepala sekolah. Akan tetapi panggil juga guru dan siswa untuk ketemu mendengarkan keluh kesah dan aspirasi mereka," jelasnya.

 

"Kami dari Lidik Pro meminta Pj Gubernur Sulsel untuk melakukan pertemuan dengan guru dan siswa SMAN 11 Makassar untuk menyampaikan permasalahan yang ada. Serta bersikap adil, fair, dan tegas. Jangan melindungi oknum kepala sekolah yang arogan, otoriter, mengintimidasi serta mengancam murid yang akan merusak pendidikan. Ini akan menjadi catatan sejarah kelam pendidikan khususnya di Sulsel, apabila seorang pemimpin melindungi oknum kepala sekolah yang bersalah," tandasnya. (*)


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment