Cara Mudah dan Cepat Petani Tebus Pupuk Subsidi, Pakai iPubers

Gazali - Tekno & Sains
01 December 2023 10:25
aplikasi iPubers

JAKARTA - Transformasi digital menjadi tak terelakkan untuk digunakan pada setiap sektor di seluruh dunia. Tak terkecuali industri pupuk di Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris. Di mana, keberadaan pupuk amat sentral dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. 

Tahun ini, setidaknya ada 14,5 juta petani penerima pupuk subsidi dari pemerintah. Menjadi tugas PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam memastikan ketersediaan pasokan pupuk hingga penyaluran yang mudah, cepat, sekaligus tepat sasaran bagi para petani. 

Teknologi aplikasi digital Integrasi Pupuk Bersubsidi atau iPubers yang resmi diluncurkan pada 27 Juni 2023 menjadi jawaban konkret dalam inovasi perbaikan tata kelola penyaluran pupuk subsidi hingga di level kios penyalur. 

iPubers merupakan hasil integrasi antara aplikasi Rekan miliki Pupuk Indonesia dan aplikasi e-Alokasi milik Kementerian Pertanian yang memuat data petani penerima pupuk subsidi. 

Senior Vice President Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, iPubers menjadi sarana baru bagi kios penyalur dalam memberikan kemudahan bagi petani sekaligus efisiensi bagi kios penyalur untuk mencatat data penyaluran.

“Sejauh ini, penebusan pupuk subsidi dengan aplikasi iPubers mendapat sambutan baik dan positif karena prosesnya menjadi lebih mudah, cepat, dan yang paling penting adalah tepat sasaran,” kata Wijaya kepada Republika, Rabu (29/11/2023). 

Saat dilakukan uji coba iPubers beberapa waktu lalu, Sangputu Darma (65), petani padi asal Desa Temesi, Kabupaten Gianyar, Bali, bercerita, dahulu ia harus menyiapkan fotokopi KTP sebagai syarat menebus pupuk bersubsidi di kios penyalur. Baginya, menyiapkan berkas semacam itu justru menambah pekerjaan. Belum lagi, bila penyedia jasa fotokopi yang jauh dari rumahnya di perdesaan. 

“Sekarang, kalau ambil cukup pakai KTP saja ditunjukkan atau bisa juga dengan kartu keluarga. Artinya dengan cara digital lebih ke kemudahan yang dirasakan,” kata Sangputu.

Baca juga:
Tanggapi Pernyataan Arqam, Direktur IPI: Itu Sangat Berlebihan dan Merendahkan

Sangputu sejatinya bukanlah petani besar. Lahan yang dimiliki sendiri hanya sekitar 10 are atau setara 0,1 hektare dengan produktivitas 6 kilogram per are. Oleh karena itu, petani kecil seperti Sangputu amat terbantu dengan pupuk subsidi. Sebab, dengan hanya mengeluarkan kocek sekitar Rp 2.300 ia bisa memperoleh satu kilogram pupuk baik Urea maupun NPK. 

Di tempat sama, Made Wayan (62) petani padi dan kedelai, menuturkan hal senada. Menurut dia, digitalisasi penyaluran pupuk subsidi sekaligus menghilangkan biaya-biaya yang biasanya harus dikeluarkan. Memang tak besar, tapi tetap bermanfaat bagi petani maupun pihak kios sendiri. 

Meski demikian, Made mengakui, kuota pupuk subsidi yang teralokasikan memang lebih kecil dari kebutuhannya lantaran keterbatasan anggaran pemerintah. Namun, itu bukan masalah baginya. 

Sebagai jalan keluar, Made biasa menggunakan pupuk organik yang diproduksi sendiri oleh para petani di daerahnya dengan bahan baku alami di sekitar. 

Direktur Transformasi Bisnis, Pupuk Indonesia, Panji Winanteya Ruky, menuturkan, dengan proses digitalisasi penebusan pupuk subsidi, perseroan sekaligus dapat memberikan data kepada pemerintah sebagai masukan analisis kebijakan ke depan. 

"Dengan adanya digitalisasi ini, kita juga bisa memberikan data bagi pemerintah untuk melakukan analisa kebijakan. Jadi, kita merekam semua data penyaluran dan penebusan pupuk subsidi,” kata Panji saat ditemui, beberapa waktu lalu.

Panji juga menjelaskan meski penebusan dilakukan penuh dengan sistem digital, data dalam KTP para petani dipastikan aman.Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian menerapkan seluruh  protokol keamanan siber dengan standar ISO 31000. Di lain sisi, iPubers juga menerapkan proteksi data base yang sesuai sehingga data pribadi dari petani lebih terproteksi. (*)


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment